23 April lalu 2011,
Justin Bieber mengadakan konser di Indonesia. Gimana reaksi kamu sebagai remaja
mendengar berita ini? Heboh, jingkrak-jingkrak kegirangan kayak orang
kesurupan, nangis terharu, bersikap lebay atau malah biasa aja alias gak
terpengaruh?
Beragam reaksi remaja
mendengar kabar si Justin datang. Reaksi ini terjadi adalah efek dari pemahaman
remaja akan sesuatu dalam hal ini adalah memahami siapa si Justin ini
sebenarnya. Bila yang ada di benaknya sosok cowok ganteng yang lincah dan
bersuara seksi, maka secara otomatis kamu sebagai remaja cewek akan berteriak
histeris kegirangan. Beda lagi bila yang ada dalam pemahaman kamu tentang cowok
yang satu ini adalah sosok remaja belasan tahun yang menjadi korban industry
music di era kapitalis, maka yang muncul adalah sikap kasihan. Ya…anak seusia
itu sudah dieksploitasi demi gemuknya kantong para pemodal dan menjadi berhala
baru di era yang katanya modern ini.
Fenomena Justin
Beiber bisa menjadi berhala di dunia ini. Berhala? Bukankah si Justin tidak
disembah? Berhala bukan untuk disembah saja tapi juga termasuk ke dalam
kategori untuk diikuti, diidolakan hingga ditangisi secara histeris sebagaimana
para fans itu ke idolanya. Padahal, si Justin kenal juga enggak dengan kamu dan
para remaja lain. Trus ngapain juga pake acara teriak-teriak histeris bahkan
sampai ada yang menangis dan pingsan? Biasanya ini adalah reaksi yang muncul
bila para remaja merasa ‘excited’ yang berlebihan. Bahkan banyak juga remaja cewek
yang kepingin banget bisa dapat kesempatan untuk mencium atau dicium oleh si
Beiber ini. Yucks!
....Sobat muda muslim, nyadar donk! Untuk
apa kamu melakukan kehisterisan semacam itu hanya untuk cowok non muslim
bernama Justin Bieber?...
Sobat muda muslim,
nyadar donk! Setiap perbuatan itu selalu ada pertanggungjawabannya kelak di
akhirat. Apa jawaban yang bakal kamu sodorkan bila ada pertanyaan, untuk apa
kamu melakukan kehisterisan semacam itu hanya untuk cowok non muslim bernama
Justin Bieber? Nggak usah nunggu ditanya di akhirat, sekarang aja coba kamu
jawab dan renungkan pertanyaan tersebut di atas. Kenal juga enggak, dapat
kemanfaatan darinya apalagi. Yang ada malah kamu sering lalai melaksanakan
kewajiban karena keasyikan mendengarkan si Beiber nyanyi plus jejingkrakkan.
Rencana konser si
Beiber di Indonesia membuat banyak remaja seusia kamu pada berebut membeli
tiket yang harganya tak bisa dibilang murah. Buat sodaqoh pelit tapi tak sayang
menghamburkan uang untuk beli tiket si Beiber. Aneh! 1 Juta penonton dengan
tiket seharga 500 ribu hingga 2 juta terjual langsung
ludes dalam beberapa hari saja. Calon penonton yang ngantri pun berjubel jauh
hari demi mendapatkan selembar tiket untuk nonton si Justin.
Coba bandingkan
dengan acara lain semisal bedah buku, seminar, atau training keislaman, para
remaja pada ogah datang. Boro-boro mau bayar mahal, udah gratis saja masih
tetap jarang yang mau datang. Memang sih, yang namanya surge itu lapang.
Sebaliknya, yang namanya neraka itu berjubel penuh penghuninya. Hampir mirip
dengan fenomena acara keislaman versus maksiat. Tergantung kamu sendiri wahai
remaja, untuk pintar-pintar memilih tujuan mana yang akan kamu tuju.
Remaja cerdas so
pasti pilih acara yang berkualitas demi meningkatkan iman dan takwa, bukan
sebaliknya. Jadi, udah deh gak usah ikut-ikutan demam si Beiber. Dia gak bisa
menyelamatkan kamu dari panasnya siksa neraka kok. Rugi berat deh! [ria
fariana/voa-islam.com]