Monday, March 12, 2012

NABI IDRIS DAN PEDOMAN HIDUP


Nabi Idris a.s adalah keturunan keenam Nabi Adam, putera dari Yazid bin Mihla'iel bin Qoinan bin Anusy bin Syith bin Adam a.s dan dia adalah keturunan pertama yang dikurniakan kenabian setelah Adam dan Syith. Nabi Idris a.s mengikut sementara riwayat bermukim di Mesir, di mana ia berdakwah untuk agama Allah s.w.t. mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah s.w.t. serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikut-pengikut agar menyelamatkan diri dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai berusia 82 tahun.

Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :-
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah s.w.t. membawa kemenangan.

2. Orang yang bahagia adalah orang yang merendah diri dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.    
3. Bila kamu memohon sesuatu daripada Allah s.w.t. dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula puasa dan sembahyangmu.
4. Janganlah bersumpah dengan keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntut sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
5. Bertaatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah s.w.t.
6. Janganlah mengiri orang yang mujur nasibnya kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya. 
7. Barangsiapa melampaui kesederhanaan, tidak suatupun akan memuaskannya.
8. Tanpa membahagi-bahagikan nikmat yang diperolehi, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah s.w.t. atau nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.

KISAH DARI KITAB ALLAH S.W.T. YANG DAHULU


Suatu ketika Rasulullah s.a.w telah ditanya tentang suhuf yang diturunkan kepada suhuf Nabi Allah Musa a.s.
Rasulullah s.a.w berkata, "Sebahagian daripada kandungan suhuf Nabi Musa a.s :-

1. Aku hairan pada orang yang telah meyakinkan akan datangnya kematian (yakin dirinya akan mati dan ditanya tentang amalannya), tetapi mengapa mereka merasa seronok dan gembira di dunia (tidak membuat persediaan).

2. Aku hairan kepada orang yang telah meyakini akan adanya qadar (ketentuan)
Allah s.w.t., tetapi mengapa mereka marah-marah (bila sesuatu musibah menimpa dirinya). 

3. Aku hairan pada orang yang telah meyakini akan adanya hisab (hari pengiraan amal baik dan buruk), tetapi mengapa mereka tidak berbuat kebaikan?"

Rasulullah s.a.w ditanya pula tentang sebahagian daripada kitab Taurat, Nabi berkata, "Antara kandungannya ialah :-

1. Wahai anak Adam, janganlah kau merasa khuatir akan kekuasaan (pangkat), selagi kekuasaan
Ku kekal abadi iaitu tidak akan hilang selamanya. 

2. Wahai anak Adam, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu adalah untuk beribadah kepadaKu, maka dari itu janganlah kamu mensia-siakan (menghabiskan masamu untuk berhibur sahaja).

3. Wahai anak Adam,
Kami tidak mengira akan amalanmu yang akan dilakukan esok, oleh itu janganlah kamu cemas akan rezekimu untuk esok.

4. Wahai anak Adam, sesungguhnya bagi kamu ada kewajipan dan ketentuan rezeki, sekalipun kamu mengabaikan kewajipanmu terhadap
Ku, namun Aku tidak akan mengabaikan rezeki yang telah ditentukan untukmu.

5. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu redha pada apa-apa yang telah aku berikan kepadamu, maka kamu akan merasakan bahagia zahir dan batin. Tetapi jika kamu tidak redha dengan apa-apa yang telah
Aku berikan itu, maka kamu akan dikuasai oleh dunia sehingga kamu akan melompat-lompat dan melenting kepanasan di padang pasir yang panas. Demi Keagungan dan KemuliaanKu, ketika itu pun kau tidak akan memperolehi apa-apa selain yang telah aku tetapkan, malahan engkau termasuk di dalam golongan orang yang tercela di sisiKu."

Pencuri Kue


Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapajam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita tersebut membaca buku yang baru saja dibelinya.
Dalam keasyikannya tersebut ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan.
Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang Pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir kalau aku bukan orang baik, sudah kutonjok dia! Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua . Si lelaki menawarkan separo miliknya, sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir, ya ampun orang ini beranisekali, dan ia juga kasar, malah ia tidak kelihatan berterima kasih. Belum pernah rasanya ia begitu kesal.

Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih!". Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hamper selesai dibacanya.
Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas dengan kaget. Di situ ada kantong kuenya, didepan matanya. Lho kok kueku masih ada di sini, erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi memang adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi dengannya.
Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialahyang kasar, tak tahu terima kasih dan dialah pencuri kue itu. Seperti dalam hidup kita ini, kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi.
Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri. Serta tak jarang kita berprasangka buruk.
Orang lainlah yang kasar, orang lainlah yang tak tahu diri, orang lainlahyang jahat, orang lainlah yang sombong, orang lainlah yang salah. Padahal kita sendiri yang mencuri kue tadi, padahal kita sendiri yang salah, tapi kita tidak tahu/tidak menyadarinya.
Kita sering mengomentari perbuatan orang lain, mencemooh tindakan, pendapat atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.
Seringkali kita menyalahkan orang lain atas kejadian-jadian buruk yang menimpa kita, tetapi apakah kita menyadari kalau yang salah sebenarnyaadalah kita sendiri ? apakah pernah terpikir oleh kita kalau orang lain melakukan itu untuk tujuan yg baik & tidak bermaksud mencelakai kita ?
http://inspirasipagi.wordpress.com/