Monday, September 28, 2015

Dapatkan Berbagai Manfaat dari Berdzikir


Ilustrasi
Ilustrasi
DZIKIR sendiri tidak terbatas dari bacaan doa berbahasa arabnya saja namun harus lebih masuk ke dalam lagi pada relung perasaan dzikir adalah di mana titik manusia yang membuang semua masalah yang ada dan berbagai masalah lainnya pikiran dan perasaan yang kosong inilah kemudian di isi dengan kebesaran Allah. Dengan demikian manusia dapat merasakan kehadirannya.
Kesimpulannya adalah dizkir harus dilakukan secara ikhlas dan jujur dari dalam hati untuk Allah. Manfaat dzikir ayat ayat Allah tentu memiliki segudang manfaat bagi kita, apa saja ? Seperti yang sudah di ketahui dzikir mempunyai manfaat secara tidak langsung maupun langsung.
Berikut adalah berbagai manfaat yang didapatkan setelah berdzikir.
Menenangkan hati dan pikiran
Membuat hati dan pikiran kosong dan memfokuskan Kepada Allah tentu akan melegakan kinerja otak walaupun sebentar, cukup untuk membuat otak dan perasaan.
Kemenangan dan kekuatan
Dengan mengingat nama Allah dan meminta pertolongannya secara tidak sadar kemampuan seseorang menjadi naik mungkin hal yang tidak mungkin terjadi namun seperti pepatah Islam berkata apa yang terjadi maka terjadilah hal tersebut secara logika tidak mungkin terjadi tapi bila Allah berkehendak maka terjadilah. Hal ini sering di lakukan oleh Ali Bin api Thalib sahabat Rasulullah SWT selalu berdzikir sebelum perang walaupun tentaranya sedikit dan tidak cukup kuat namun seperti Anda tahu Kerjaan Islam sendiri dahulunya sampai ke tanah Eropa.
Menjauhkan dari siksa api neraka
Dengan berdzikir membuat manusia selalu ingat akan Allah. Kemudian tentu manusia akan mengingat apa yang menjadi larangan-larangan Allah maka hal tersebut harus di jauhi. Menjadi watak bagi para manusia yang lebih mengingat Allah saat dalam kondisi susah dan lupa jika kondisi senang. Hal ini menjadi ujian tersendiri bagi tiap diri masing-masing para muslim agar dapat selalu ingat Asmanya dan Karanganyar agar tidak terjerumus di siksa api neraka. Berdzikir ini juga dapat untuk mengakui dosa kepada Allah dan juga sebagai tempat minta maaf bagi Allah.
Ketenangan Jiwa
Manusia biasanya terfokus akan hal duniawi dan terlalu melupakan kehidupan setelahnya. Manusia selalu terburu-buru dan menggebu-gebu akan hal duniawi. Dengan berdzikir akan membuat hal tersebut lama-lama hilang karena di Islam duniawi bukanlah satu-satunya hal yang harus di prioritaskan untuk di kejar. Pikiran dan jiwa tentu akan menjadi tidak akan menjadi serakah seperti tersebut.
Rasulallah Saw sendiri juga mengajarkan dzikir selalu untuk Allah kepada para umatnya karena dia tahu betul luar biasanya apa yang di dapatkan dari berdzikir. Berdzikir sendiri lebih cocoknya di lakukan saat menjelang magrib ke isya ataupun setelah isya. Kita tidak perlu menyangkal bahwa kehidupan dunia itu juga penting oleh maka itu kegiatan untuk akherat dan duniawi harus di lakukan secara seimbang. []
Sumber: http://manfaat.co.id/

ANNAS: Iran Punya Sejarah Panjang Ganggu Ibadah Haji


KH-Athian-Ali ALIANSI Nasional Anti Syi’ah (ANNAS) menyatakan dukungan sepenuhnya pengelolaan Ibadah Haji yang dilakukan oleh Arab Saudi. Menurut ANNAS, pelaksanaan Haji selama ini sudah baik dan bertolak belakang dengan propaganda yang dihembuskan Iran.
“Ke depan Pemerintah, Saudi harus lebih selektif untuk hanya mengizinkan warga Iran yang muslim saja untuk bisa berhaji dan berumroh,” ujar Ketua ANNAS KH Athian Ali M. Da’i, MA, dalam rilisnya kepada Islampos, Senin (28/9).
Pasalnya, ujar KH. Athian, jamaah Syiah dari Iran datang ke Tanah Suci sering kali melakukan keonaran. Iran memiliki sejarah panjang dalam mengacaukan pelaksanaan ibadah haji.
Kiai Athian memaparkan, pada tahun 1979 dengan senjata api jamaah Iran berusaha menguasai masjidil haram, merobek kiswah Baitullah, membunuh para jamaah haji sehingga darah membanjir dan jasad para jamaah haji yang sedang beribadah bergelimpangan di sekitar Ka’bah.
“Lagi pula apa maksud mereka datang ke Tanah Suci Makkah dan Madinah, sementara Tanah Suci dalam keyakinan mereka adalah Karbala yang karenanya setiap shalat mereka berusaha sujud di atas sekeping semacam genting yang tanahnya konon diambil dari Karbala, bukan dari Makkah atau Madinah,” ujar Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) ini. [rn/Islampos)