Saturday, May 11, 2013

Sekolah Para Binatang

-- SEBUAH RENUNGAN UNTUK PARA ORANG TUA, GURU & PETINGGI NEGERI --


Syahdan di tengah-tengah hutan belantara Sumatera berdirilah sebuah sekolah untuk para binatang dengan status “disamakan dengan manusia”, sekolah ini dikepalai oleh seorang manusia.

Karena sekolah tersebut berstatus “disamakan”, maka tentu saja kurikulumnya juga harus mengikuti kurikulum yang sudah standar dan telah ditetapkan untuk manusia.

Kurikulum tersebut mewajibkan bahwa untuk bisa lulus dan mendapatkan ijazah ; setiap siswa harus berhasil pada lima mata pelajaran pokok dengan nilai minimal 8 pada masing-masing mata pelajaran.

Adapun kelima mata pelajaran pokok tersebut adalah; Terbang, Berenang, Memanjat, Berlari dan Menyelam

Mengingat bahwa sekolah ini berstatus “Disamakan dengan manusia”, maka para binatang berharap kelak mereka dapat hidup lebih baik dari binatang lainya, sehingga berbondong-bondonglah berbagai jenis binatang mendaftarkan diri untuk bersekolah disana; mulai dari; Elang, Tupai, Bebek, Rusa dan Katak

Proses belajar mengajarpun akhirnya dimulai, terlihat bahwa beberapa jenis binatang sangat unggul dalam mata pelajaran tertentu;

Elang sangat unggul dalam pelajaran terbang; dia memiliki kemampuan yang berada diatas binatang-binatang lainnya dalam hal melayang di udara, menukik, meliuk-liuk, menyambar hingga bertengger didahan sebuah pohon yang tertinggi.

Tupai sangat unggul dalam pelajaran memanjat; dia sangat pandai, lincah dan cekatan sekali dalam memanjat pohon, berpindah dari satu dahan ke dahan lainnya. Hingga mencapai puncak tertinggi pohon yang ada di hutan itu.

Sementara bebek terlihat sangat unggul dan piawai dalam pelajaran berenang, dengan gayanya yang khas ia berhasil menyebrangi dan mengitari kolam yang ada didalam hutan tersebut.

Rusa adalah murid yang luar biasa dalam pelajaran berlari; kecepatan larinya tak tertandingi oleh binatang lain yang bersekolah di sana. Larinya tidak hanya cepat melainkan sangat indah untuk dilihat.

Lain lagi dengan Katak, ia sangat unggul dalam pelajaran menyelam; dengan gaya berenangnya yang khas, katak dengan cepatnya masuk kedalam air dan kembali muncul diseberang kolam.

Begitulah pada mulanya mereka adalah murid-murid yang sangat unggul dan luar biasa dimata pelajaran tertentu. Namun ternyata kurikulum telah mewajibkan bahwa mereka harus meraih angka minimal 8 di semua mata pelajaran untuk bisa lulus dan mengantongi ijazah.

Inilah awal dari semua kekacauan.itu; Para binatang satu demi satu mulai mempelajari mata pelajaran lain yang tidak dikuasai dan bahkan tidak disukainya.

Burung elang mulai belajar cara memanjat, berlari, namun sayang sekali untuk pelajaran berenang dan menyelam meskipun telah berkali-kali dicobanya tetap saja ia gagal; dan bahkan suatu hari burung elang pernah pingsan kehabisan nafas saat pelajaran menyelam.

Tupaipun demikian; ia berkali-kali jatuh dari dahan yang tinggi saat ia mencoba terbang. Alhasil bukannya bisa terbang tapi tubuhnya malah penuh dengan luka dan memar disana-sini.

Lain lagi dengan bebek, ia masih bisa mengikuti pelajaran berlari meskipun sering ditertawakan karena lucunya, dan sedikit bisa terbang; tapi ia kelihatan hampir putus asa pada saat mengikuti pelajaran memanjat, berkali-kali dicobanya dan berkali-kali juga dia terjatuh, luka memar disana sini dan bulu-bulunya mulai rontok satu demi satu.

Demikian juga dengan binatang lainya; meskipun semua telah berusaha dengan susah payah untuk mempelajari mata pelajaran yang tidak dikuasainya, dari pagi hingga malam, namun tidak juga menampakkan hasil yang lebih baik.

Yang lebih menyedihkan adalah karena mereka terfokus untuk dapat berhasil di mata pelajaran yang tidak dikuasainya;

perlahan-lahan Elang mulai kehilangan kemampuan terbangnya; tupai sudah mulai lupa cara memanjat, bebek sudah tidak dapat lagi berenang dengan baik, sebelah kakinya patah dan sirip kakinya robek-robek karena terlalu banyak berlatih memanjat. Katak juga tidak kuat lagi menyelam karena sering jatuh pada saat mencoba terbang dari satu dahan ke dahan lainnya.

Dan yang paling malang adalah Rusa, ia sudah tidak lagi dapat berlari kencang, karena paru-parunya sering kemasukan air saat mengikuti pelajaran menyelam.

Akhirnya tak satupun murid berhasil lulus dari sekolah itu; dan yang sangat menyedihkan adalah merekapun mulai kehilangan kemampuan aslinya setelah keluar dari sekolah.

Mereka tidak bisa lagi hidup dilingkungan dimana mereka dulu tinggal, ya.... kemampuan alami mereka telah terpangkas habis oleh kurikulum sekolah tersebut. Sehingga satu demi satu binatang-binatang itu mulai mati kelaparan karena tidak bisa lagi mencari makan dengan kemampuan unggul yang dimilikinya..

Tidakkah kita menyadari bahwa sistem persekolahan manusia yang ada saat inipun tidak jauh berbeda dengan sistem persekolahan binatang dalam kisah ini. Kurikulum sekolah telah memaksa anak-anak kita untuk menguasai semua mata pelajaran dan melupakan kemampuan unggul mereka masing-masing.

Kurikulum dan sistem persekolahan telah memangkas kemampuan alami anak-anak kita untuk bisa berhasil dalam kehidupan menjadi anak yang hanya bisa menjawab soal-soal ujian.

Akankah nasib anak-anak kita kelak juga mirip dengan nasib para binatang yang ada disekolah tersebut?

By Thomas Amstrong 1990
Modify by Ayah Edy 2003

Keluarga Indonesia yg peduli pendidikan anak bangsa,

Bila kita kaji lebih jauh produk dari sistem pendidikan kita saat ini bahkan jauh lebih menyeramkan dari apa yang digambarkan oleh fabel tersebut; bayangkan betapa para lulusan dari sekolah saat ini lebih banyak hanya menjadi pencari kerja dari pada pencipta lapangan kerja, betapa banyak para lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang digelutinya selama bertahun-tahun, sebuah pemborosan waktu, tenaga dan biaya.

Betapa para lulusan sekolah tidak tahu akan dunia kerja yang akan dimasukinya, jangankan kemapuan keahlian, bahkan pengetahuan saja sangatlah pas-pasan, betapa hampir setiap siswa lanjutan atas dan perguruan tinggi jika ditanya apa kemampuan unggul mereka, hampir sebagian besar tidak mampu menjawab atau menjelaskannya.

Begitupun setelah mereka berhasil mendapatkan pekerjaan, berapa banyak dari mereka yang tidak memberikan unjuk kerja yang terbaik serta berapa banyak dari mereka yang merasa tidak bahagia dengan pekerjaanya.

Belum lagi kita bicara tentang carut marut dunia pendidikan yang kerapkali dihiasi tidak hanya oleh tawuran pelajar melainkan juga tawuran mahasiswa. Luar biasa “Maha Siswa” julukan yang semestinya dapat dibanggakan dan begitu agung karena Mahasiswa adalah bukan siswa biasa melainkan siswa yang “Maha”. Namun nyatanya ya Tawuran juga.

Apa yang menjadi biang keladi dari kehancuran sistem pendidikan di negeri ini...?

1. Sistem yang tidak menghargai proses
Belajar adalah proses dari tidak bisa menjadi bisa. Hasil akhir adalah buah dari kerja setiap proses yang dilalui. Sayangnya proses ini sama sekali tidak dihargai; siswa tidak pernah dinilai seberapa keras dia berusaha melalui proses. Melainkan hanya semata-mata ditentukan oleh ujian akhir.

2. Sistem yang hanya mengajari anak untuk menhafal bukan belajar dalam arti sesunguhnya

Apa beda belajar dengan menghafal; Produk dari sebuah pembelajaran kemampuan atau keahlian yang dikuasai terus menerus. Contoh yang paling sederhana adalah pada saat anak belajar sepeda. Mulai dari tidak bisa menjadi bisa, dan setelah bisa ia akan bisa terus sepanjang masa. Sementara produk dari menghafal adalah ingatan jangka pendek yang dalam waktu singkat akan cepat dilupakan.

Perbedaan lain bahwa belajar membutuhkan waktu lebih panjang sementara menghafal bisa dilakukan hanya dalam 1 malam saja.

Padahal pada hakekatnya Manusia dianugrahi susunan otak yang paling tinggi derajadnya dibanding mahluk manapun didunia.

Fungsi tertinggi dari otak manusia tersebut disebut sebagai cara berpikir tingkat tinggi atau HOT; yang direpresentasikan melalui kemampuan kreatif atau bebas mencipta serta berpikir analisis-logis; sementara fungsi menghafal hanyalah fungsi pelengkap.

Keberhasilan seorang anak kelak bukan ditentukan oleh kemampuan hafalannya melainkan oleh kemampuan kreatif dan berpikir kritis analisis.

3. Sistem sekolah yang berfokus pada nilai
Nilai yang biasanya diwakili oleh angka-angka biasanya dianggap sebagai penentu hidup dan matinya seorang siswa.

Begitu sakral dan gentingnya arti sebuah nilai pelajaran sehingga semua pihak mulai guru, orang tua dan anak akan merasa rasah dan stress jika melihat siswanya mendapat nilai rendah atau pada umumnya dibawah angka 6 (enam).

Setiap orang dikondisikan untuk berlomba-lomba mencapai nilai yang tinggi dengan cara apapun tak perduli apakah si siswa terlihat setangah sekarat untuk mencapainya.

Nyatanya toh dalam kehidupan nyata, nilai pelajaran yang begitu dianggung-anggungkan oleh sekolah tersebut tidak berperan banyak dalam menentukan sukses hidup seseorang.

Dan lucunya sebagian besar kita dapati anak yang dulu saat masih bersekolah memiliki nilai pas-pasan atau bahkan hancur, justru lebih banyak meraih sukses dikehidupan nyata.

Mari kita ingat-ingat kembali saat kita masih bersekolah dulu; betapa bangganya seseorang yang mendapat nilai tinggi dan betapa hinanya anak yang medapat nilai rendah; dan bahkan untuk mempertegas kehinaan ini, biasanya guru menggunakan tinta dengan warna yang lebih menyala dan mencolok mata.

Sementara jika kita kaji lagi; apakah sesungguhnya representasi dari sebuah nilai yang diagung-agungkan disekolah itu...?

Nilai sesungguhnya hanyalah representasi dari kemampuan siswa dalam “menghapal” pelajaran dan “subjektifitas” guru yang memberi nilai tersebut terhadap siswanya.

Meskipun kerapkali guru menyangkalnya, cobalah anda ingat-ingat; berapa lama anda belajar untuk mendapatkan nilai tersebut; apakah 3 bulan...? 1 bulan..? atau cukup hanya semalam saja..?

Kemudian coba ingat-ingat kembali, jika dulu saat bersekolah, ada diantara anda yang pernah bermasalah dengan salah seorang guru; apakah ini akan mempengaruhi nilai yang akan anda peroleh..?

Jadi wajar saja; meskipun kita banyak memiliki orang “pintar” dengan nilai yang sangat tinggi; negeri ini masih tetap saja tertinggal jauh dari negara-negara maju. Karena pintarnya hanya pintar menghafal dan menjawab soal-soal ujian.

4. Sistem pendidikan yang Seragam-sama untuk setiap anak yang berbeda-beda
Siapapun sadar bahwa bila kita memiliki lebih dari 1 atau 2 orang anak; maka bisa dipastikan setiap anak akan berbeda-beda dalam berbagai hal.

Andalah yang paling tahu perbedaan-perbedaanya. Namun sayangnya anak yang berbeda tersebut bila masuk kedalam sekolah akan diperlakukan secara sama, diproses secara sama dan diuji secara sama.

Menurut hasil penelitian Ilmu Otak/Neoro Science jelas-jelas ditemukan bahwa satiap anak memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahan dalam bidang yang berbeda-beda.

Mulai dari Instingtif otak kiri dan kanan, Gaya Belajar dan Kecerdasan Beragam. Sementara sistem pendidikan seolah-oleh menutup mata terhadap perbedaan yang jelas dan nyata tersebut yakni dengan mengyelenggaraan sistem pendidikan yang sama dan seragam.

Oleh karena dalam setiap akhir pembelajaran akan selalu ada anak-anak yang tidak bisa/berhasil menyesuaikan dengan sistem pendidikan yang seragam tersebut.

5. Sekolah adalah Institusi Pendidikan yang tidak pernah mendidik
Sekilas judul ini tampaknya membingungkan; tapi sesungguhnya inilah yang terjadi pada lembaga pendidikan kita.

Apa beda mendidik dengan mengajar...?

Ya.. tepat!, mendidik adalah proses membangun moral/prilaku atau karakter anak sementara mengajar adalah mengajari anak dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa.

Produk dari pengajaran adalah terbangunnya cara berpikir kritis dan kreatif yang berhubungan dengan intelektual sementara produk dari pendidikan adalah terbangunnya prilaku/akhlak yang baik.

Ya..! memang betul dalam kurikulum ada mata pelajaran Agama, Moral Panca Sila, Civic dan sebagainya namun dalam aplikasinya disekolah guru hanya memberikan sebatas hafalan saja; bukan aplikasi dilapangan.

Demikian juga ujiannya dibuat berbasiskan hafalan; seperti hafalan butir-butir Panca Sila dsb. Tidak berdasarkan aplikasi siswa dilapangan seperti praktek di panti-panti jompo; terjun menjadi tenaga sosial, dengan sistem penilaian yang berbasiskan aplikasi dan penilaian masyarakat (user base evaluation).

Jadi wajar saja jika anak-anak kita tidak pernah memiliki nilai moral yang tertanam kuat di dalam dirinya; melainkan hanya nilai moral yang melintas semalam saja dikepalanya dalam rangka untuk dapat menjawab soal-soal ujian besok paginya.

Mari kita renungkan bersama !


COPAS dari  ayahkita.blogspot.com

by ayah edy

Tuesday, January 8, 2013

Mobil-Mobil Unik

1. Mobil Unik Dari Turki

Bentuk mobil ini sekilas seperti mobil Batman dengan warna putih, bodinya lebih panjang daripada mobil-mobil sedan biasanya dan sebagian besar telah diubah dari bentuk aslinya. Pemiliknya menjelaskan bahwa mobil ini mengusung mesin V8 dari GM yang menghasilkan tenaga antara 426 hingga 450 HP.
Pemiliknya tak menyebutkan mobil ini termasuk jenis apa, tetapi jika melihat dari bentuk kusen pintu dan jendelanya, sepertinya mobil ini adalah jenis Chevrollet Camaro generasi kedua. 
Untuk harga pemiliknya membandrol di situs Carscoop seharga RP. 7 Miliar

2. Mobil Raja Arab Bugatti Veyron L'Or Blanc seharga Rp23
Dilansir harian Daily Mail, Rabu 25 April 2012, supercar buatan Prancis ini terlihat lebih berkilau dari biasanya, karena bodinya terbuat dari keramik. Keindahan supercar ini mengundang rasa penasaran para penggemar mobil supercepat dari Jerman, Inggris, dan Belanda. Mereka rela datang ke kota Paris hanya untuk melihat mobil itu secara langsung.

Menurut salah satu penggemar asal Belanda, Seger Giesbers, 18 tahun, setidaknya ada 15 orang fotografer ketika ia tiba di lokasi.

Mobil tersebut berwarna biru metalik dan berkelir putih yang tercipta dari emas putih. Pemiliknya pasti cukup handal dan juga sangat kaya karena telah melintasi padatnya jalanan di Paris dan memarkirnya di pinggir jalan. Mobil seperti ini merupakan yang pertama kali terlihat di Eropa.

Mobil ini dibuat secara khusus oleh Bugatti yang bekerjasama dengan perusahaan keramik dari Jerman yang dikenal mahir membuat peralatan untuk minum teh.

Bugatti Veyron L'Or Blanc versi keramik hanya dibuat sebanyak satu unit, dan sepertinya orang superkaya yang berhasil memilikinya berasal dari Arab Saudi. Hal ini terlihat dari pelat nomor mobil ini yang tertulis dalam bahasa Arab.

"Ini merupakan sebuah ide yang tidak biasa untuk menjadikan keramik sebagai bahan pembuat mobil. Tetapi itulah yang menjadi tugas kami. Merealisasikan ide-ide luar biasa dalam setiap produk tanpa mengurangi kualitas dan unsur estetika di dalamnya," kata Direktur Penjualan dan Pemasaran Bugatti Automobiles, Stefan Brungs.

Seperti diketahui, mobil Bugatti Veyron L'Or Blanc ini menggunakan mesin W16 8L yang mampu menyemburkan tenaga 1.000 daya kuda. Untuk mencapai kecepatan 100 km/jam, mobil ini hanya butuh waktu kurang dari 3 detik. Kecepatan maksimumnya adalah 431 km/jam.

3. Mobil Canggih masa depan
ETV Mobil Canggih Masa Depan

Read more at: http://ciricara.com/2012/11/09/foto-etv-mobil-canggih-masa-depan/
Copyright © CiriCara.com


 Infonya liat disini
 http://ciricara.com/2012/11/09/foto-etv-mobil-canggih-masa-depan/



Mike yang juga penggemar film-film fiksi ilmiah membuat rancangan mobil keren seperti ETV ini, khusus diperuntukan bagi orang yang sudah memiliki berbagai jenis mobil, namun tetap merasa belum puas dan masih mencari mobil yang lain daripada yang lain. Dilansir dari Dailymail.co.uk, pabrik milik Mike memang sudah memproduksi lebih dari 100 mobil-mobil custom, tetapi ETV adalah hasil karyanya yang paling baik di antara yang terbaik. Mobil untuk 2 orang penumpang ini dilengkapi dengan gullwing window yang dikendalikan oleh remote. Selain itu, mobil ini juga menggunakan mesin 2 L supercharged yang mampu mengirimkan tenaga 270 bhp. Meski Mike baru memproduksi 7 ETV, dan salah satunya sudah dipajang di London Motor Museum, Middlesex, Inggris, Mike sudah mengumumkan harga untuk mobil ini, yaitu 75.000 poundsterling (sekitar 1,2 milyar rupiah).

Read more at: http://ciricara.com/2012/11/09/foto-etv-mobil-canggih-masa-depan/
Copyright © CiriCara.com
ETV Mobil Canggih Masa Depan

Read more at: http://ciricara.com/2012/11/09/foto-etv-mobil-canggih-masa-depan/
Copyright © CiriCara.com
Ini adalah mobil masa depan yang merupakan perpaduan dari mobil-mobil keren yang sering dipakai untuk film fiksi ilmiah dan salah satu seri mobil Chevrolet. Konsep rancangan mobil masa depan yang diberi nama Extra Terrestrial Vehicle (ETV), dicetuskan oleh Michael Vetter. Dia adalah seorang pemilik pabrik mobil di Florida, AS. Michael lebih akrab disapa dengan panggilan Kit Car Mike. Mike yang juga penggemar film-film fiksi ilmiah membuat rancangan mobil keren seperti ETV ini, khusus diperuntukan bagi orang yang sudah memiliki berbagai jenis mobil, namun tetap merasa belum puas dan masih mencari mobil yang lain daripada yang lain.

Read more at: http://ciricara.com/2012/11/09/foto-etv-mobil-canggih-masa-depan/
Copyright © CiriCara.com