Monday, July 25, 2011

Serigalakan Bangsa iniiii!

KH. Hasan Abdullah Sahal
Agustusan 2006……
Tidak tahu ISLAM orang yang tak pernah tahu JAHILIAH.
Tidak tahu KEMERDEKAAN orang yang tak tahu PENJAJAHAN.
Tidak tahu KEMAJUAN orang yang tak tahu KEMUNDURAN.
APA ITU JAHILIAH, PENJAJAHAN, KEMUNDURAN?
APA ITU ISLAM, KEMERDEKAAN, KEMAJUAN?
Teruskan sendiri!
Semangat merdeka selalu muncul dan tak pernah hilang, tapi apa, ke mana dan untuk apa? Mengusir penjajah secara fisik sajakah?
Sepahit-pahit hidup adalah hilangnya semua atau sebagian hak menentukan nasib dan selanjutnya mengatur diri.
Pengekangan dan pemaksaan secara sepihak adalah salah satu bentuk penjajahan. Maka, intervensi dan rekayasa ke arahnya adalah langkah-langkah penjajahan. Waspadalah!Waspadalah!
Demi melestarikan penjajahan Virus-virus kemerdekaan dipelihara, dibina, disuburkan dan dilestarikan pada bangsa-bangsa jajahan.
Kelemahan berdisiplin, kerakusan individual atau ambisi golongan, kepuasan nafsu biologis keduniaan. Watak penganut paham yang menyamakan arti kemerdekaan dengan kebebasan tanpa batas.
Bangsa-bangsa yang dijajah fisik dan mentalnya; dikuras sumber daya alamnya; dipaksa budayanya; dipadamkan jiwa kemanusiaanya, api kemerdekaannya; matilah kepercayaan dirinya. Dihidupkannya fanatisme salah; dinyalakannya api perpecahan sampai menurun ke anak cucu.
Semua manusia  tak mau dijajah: diatur orang lain secara sepihak tanpa sebab, Kalau bisa merdeka kenapa harus dijajah? Sebaliknya banyak manusia yang berambisi menjajah mengatur orang lain, Kalau bisa dijajah kenapa dikasih merdeka?
Nah serigala, buaya, kancil sampai singa berunjuk kebolehannya dibelantara-belantara pilihannya. Bermodal kemajuan ilmu, kekuatan fisik/senjata, kelihaian berpolicik/berpolitik, serigalawan serigalawati -wa aalihii wa shoh bihii ajma’iin- mendeklarasikan keunggulan masing-masing dengan janji-janji manis atau kalau perlu dengan gertak-gertak keras untuk melancarkan hegemoninya, keabsahannya menguras kas negara atau menjual aset bangsa.
Ketuhanan YME yang gimana?
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab yang gimana?
Waras dan sakit yang gimana?
Kita yang gimana?
Kasihan yang gimana kepada anak bangsa ini?
Jual diri, jual badan usaha milik anak bangsa?
Korban-korban penyesatan, Kerusakan moral dan kesengsaraan bertambah-tambah, seakan-akan mereka dipesankan jatah tiket ke neraka kelak seperti yang ditegaskan dalam Al Qur’an tatkala ALLAH bertanya kepada Neraka JAHANNAM: “Sudah penuh??”  Dijawab: “Mau ditambah lagi??”
Apa yang belum ada di tanah air kita ini? Siapa yang belum merusak Republik ini? Proklamasi ini?
Retorika, logika…. penyumbat, peredam sementara gejolak hati anak-anak kecil, membaca “bapak-bapak mereka sedang menuliskan sejarah masa depan generasi”.
Ada-ada saja ulah bangsa ini untuk belajar merdeka, sampai-sampai menggantungkan diri, mengikatkan diri, menjatuhkan harga diri dan menggadaikan negeri juga termasuk mata pelajaran, mata kuliah BELAJAR MERDEKA yang tammatnya, khatamnya nggak nyampek-nyampek…..kok gak entek-entek sih.
ANAK-ANAK YANG SHOLEH, CERDAS, BERPRESTASI mana, kemana, dikemanakan? Oleh siapa? Oleh yang berpikir “untung rugi” untuk qabilahnya, LSMnya, bisnisnya, komisinya, Anunya…dan anunya?
Subhaanallaah! NA’UUDZU BILLAH!
Apakah AL HAKIIM SWT kasihan pada kaum opportunist kalau gak dapat bagian keuntungan? Subhaanallaah!
Bencana, malapetaka menimpa tak henti-henti. Kekerasan, kemungkaran, keonaran, kebebasan hewani berekspresi, berkreasi menjajakan daging mentah di panggung-panggung… bermunculan, berdatangan silih berganti.
Kasihankah AL HAKIIM SWT kalau serigalawan-serigalawati, buayawan-buayawati lokal, regional, nasional dan internasional gak dapat mangsa?
Jalan-jalan lurus moral kehidupan harus kena terjang arus lahar-lahar panas kebatilan, lumpur-lumpur panas kerusakan untuk menutup rapat-rapat munculnya kembali?
Oh! Nasibmu, Moral Kemanusiaan!
Oh Nasib Kami! Bangsa yang kata nenek, “pernah” merdeka.
Andaikata keputusasaan bukan sifat watak ke”kafir”an, kekufuran dan kategori larangan, mungkin bangsa ini paling terdepan berputus asa.
MAKA………………..
Berpeganglah pada KEBENARAN -akan- munculnya ORANG-ORANG YANG BENAR. Jangan ikuti ORANG YANG kali ini BENAR karena lain kali atau esok hari belum tentu DIA BENAR!
Seruan-seruan, ajakan-ajakan untuk menjadi SERIGALA ada di depan mata dan telinga…. membutakan, memekakan insan-insan berhati kosong yang beriman kebendaan dan bertuhankan HAWA NAFSU keserakahan.
Sampai kapan?
Kita masih hidup, hati kita masih hidup, nurani kita masih hidup jangan dibunuh oleh “kelemahan nasib sementara” posisi kita.
Yang percaya diri pada kebenarannya tak boleh menyatakan kebenaran?
Yang percaya diri pada kekuatannya tak boleh menampakkan kekuatan?
Yang sadar tak boleh meyakini kesadarannya?
Sejarah terus berjalan, bumi-bumi akan menjadi saksi-saksi pelapor berita kepada AL KHAALIQ SWT Sang Pencipta. “…..tuhadditsu akhbaarohaa, dst.
Gontor, Augst 09, ’06
Sumber: merah621@yahoogroups.com

No comments:

Post a Comment